Tuesday, January 6, 2015

10 Days - Java Lovescapade (Part 4)

Sabtu, 27 Desember 2014. Sekitar pukul 08.00 saya terbangun, seakan tidak percaya bahwa saya sudah menempuh sekitar 1000 km bersama istri saya. Sungguh suatu prestasi yang luar biasa untuk istri saya. Terbayang kembali perjalanan kami sebelumnya ditambah saat memasuki kota Malang kami disambut kabut yang sangat tebal yang membuat kami harus ekstra hati-hati dalam menembusnya.

We'll enough said... Sekarang kami di kota Malang dan kami harus menikmati setiap detiknya. Saya cek handphone saya, terlihat ada whatsapp dari Om Tegar yang menanyakan saya sudah sampai dimana dan juga sms dari Om Agus yang berdomisili di Sidoarjo, kebetulan Beliau rencananya akan trip ke kota Malang juga. Baca message, lalu membalasnya dan sekarang saatnya mandi serta jalan-jalan... hehehehe...

Jam 12.00 kami berangkat dengan tujuan Museum Angkut di Batu, Malang. Kali ini Black Magic-pun ikut merasakan liburan, karena kami menggunakan R4 dalam perjalanan ini. Sebelum menuju ke tempat tersebut, kami menyempatkan mampir untuk makan Mie Ayam yang cukup terkenal di kota Malang, nama tempatnya saya lupa yang jelas tempat tersebut sangat ramai oleh pengunjung


Sepupu-sepupu kecil kami terlihat sangat senang dengan kehadiran kami, begitupula kami yang sangat senang bertemu mereka. Maklum, momen pertemuan seperti ini sangat jarang karena lokasi dan jarak yang cukup jauh.

Kami lanjutkan perjalanan menuju Batu, Malang. Lalulintas terlihat cukup padat dikarenakan hari ini adalah Hari Sabtu dan sudah memasuki liburan akhir tahun. Batu menjadi salah satu destinasi wisata di kota Malang. Di sini ada beberapa lokasi wisata seperti Batu Night Spectacular, Jatim Park I dan II, serta Museum Angkut, tempat yang akan kami kunjungi.



Benar saja, di lokasi ini terlihat sangat padat dengan orang-orang yang memang ingin mengunjungi Museum Angkut. Setelah mengantri sekitar setengah jam akhirnya kami dapat masuk ke dalam Museum ini




Di sini kita bisa melihat berbagai macam moda transportasi. Mulai dari darat, laut dan udara. Mulai dari yang sangat kuno hingga yang modern. Di sini juga terdapat beberapa lokasi bertema khusus seperti, England, Broadway, Western. Yang paling menarik perhatian istri saya sudah dapat dipastikan adalah England Theme, maklum dia sangat British Minded... hehehehe



Yang paling menarik untuk saya di Museum Angkut ini adalah barisan motor-motor lawas mulai dari Norton, Harley, Matchless, Ariel, James, MV Agusta, Douglas. Lokasi ini surga bagi pencinta roda dua seperti saya



Tidak terasa berjalan-jalan di dalam area Museum Angkut sudah menghabiskan waktu hampir 4 jam. Langit di luar sudah gelap dan dari Museum ini dapat terlihat cahaya lampu dari kota Batu



Dalam perjalanan pulang kami menyempatkan untuk makan malam di sekitar alun-alun kota Batu, cuaca hujan di malam itu membuat kami tidak dapat mengambil gambar di lokasi alun-alun. Selesai makan malam kami langsung pulang untuk beristirahat.

Minggu, 28 Desember 2014. Matahari malu-malu menunjukan cahayanya, walaupun jam sudah menunjukan pukul 08.00. Langit terlihat mendung. Kami bersiap untuk mengunjungi rumah keluarga dari Tante kami. Rumahnya terletak di daerah Wlingi, berada di dalam sebuah pedesaan yang masih sangat asri. Di desa ini kami diajak sarapan di sebuah pasar di desa tersebut. Perjalanan menuju ke pasar sangat menggoda kami untuk berhenti sejenak dan mengambil gambar


Hamparan sawah yang sangat hijau ditambah desiran angin dingin membuat kami merasa ini sebuah momen yang sangat berharga, sebuah momen yang tidak akan kami dapati di Ibukota

Tidak terasa kami tiba di pasar desa yang dimaksud. Warung pecel yang kami kunjungi adalah sebuah warung yang tidak besar namun sangat bersih. Yang paling membuat saya takjub adalah harga dari makanannya. Seporsi pecel hanya 3000 rupiah, dengan gorengan per potongnya 500 rupiah, yang paling bikin saya menganga adalah harga dari kerupuk per potong hanya 100 rupiah... heheheh...




Rasa yang nikmat dari pecel ini, halusnya tekstur kacang dan rasanya yang nikmat menggugah selera membuat saya lupa bahwa saya sudah menghabiskan dua porsi pecel, hehehehe... Setelah membayar hanya dengan 3 lembar uang 10 ribuan untuk 4 porsi pecel, 1 porsi bubur sumsum, gorengan yang saya jumlahnya dan 20 kerupuk, kami kembali ke rumah keluarga Tante kami untuk kemudian kami melanjutkan untuk melihat rumah yang akan ditempati oleh keluarga Om nantinya. Om kami kebetulan dalam waktu dekat akan pindah ke sebuah perumahan di daerah Batu, Malang

Malam harinya kami diajak makan ke sebuah tempat maka yang cukup terkenal di Kota Malang, yaitu Bakso Bakar Pahlawantrip - Rinjani 17. Rasanya cukup nikmat namun pelayanannya agak terlalu lama



Selesai makan malam di sini kami langsung pulang karena malam nanti jam 00.00 saya dan istri akan mengunjungi Bromo... Sebuah tempat legendaris di kalangan Motorcycle Traveller...

Mari kita tidur... Selamat malam Malang...

To be continue...

3 comments: