Friday, June 20, 2014

Indonesia Ride Adventure - Coaching Clinic 2 (14 - 15 Juni 2014)

Alarm di handphone berbunyi tepat pukul 04.00, menyadarkan saya dari mimpi dan tidur nyenyak semalam. Hari ini tanggal 14 Juni 2014, bertepatan dengan kepergian Istri saya yang akan berangkat ke Yogya untuk ikut acara gathering kantornya, saya pun tidak mau ketinggalan untuk mengisi liburan saya dengan ikut serta di Coaching Clinic yang diadakan Sahabat di IRA (Indonesia Ride Adventure). Sebagai informasi tambahan saja, Coaching Clinic kalo ini adalah kali ke-2 setelah sebulan sebelumnya diadakan Coaching Clinic yang pertama.


Setelah mengantarkan Istri ke kantornya, saya kembali ke rumah sekitar pukul 05.30 dan bersiap untuk berangkat. Baca message di whatsapp dan ternyata ada ajakan menggiurkan dari Om Iki Cihuy yang 'mengajak gila' untuk menggunakan sidebox di Coaching Clinic ini... alhasil sayapun merubah setting barang yang sebelumnya menggunakan topbox menjadi sidebox... hehehehehehe...






Tepat jam 06.00, saya mulai menyusuri jalan menuju ke titik kumpul yang sudah ditentukan yaitu di di depan Sirkuit Sentul, Bogor. Jalanan Pamulang - Depok masih cukup lengang, saya tidak menemui kemacetan, namun lain halnya dengan jalanan di daerah Cibinong. Tepat sebelum flyover terjadi kepadatan dan sayapun harus bersabar mengingat motor saya menggunakan sidebox.

Lepas dari kemacetan, saya pelintir grip gas saya dan tidak terasa akhirnya saya tiba di depan Sirkuit Sentul, Bogor dan saya parkirkan Black Magic di depan Alfamart sebagai lokasi titik kumpul yang sudah ditentukan sebelumnya. Record tercipta karena saya adalah orang pertama yang tiba di lokasi tepat jam 08.30... hehehe... tapi tidak mengapa, saya memiliki waktu yang cukup untuk sarapan di lokasi.

Satu persatu para peserta Coaching Clinic berdatangan, beberapa muka-muka lama yang tidak asing terlihat. Tegur sapa, pelukan hangat, senyum dan tawa mewarnai pertemuan kami. Tidak berapa lama kemudian saya melihat muka baru namun pernah saya lihat di FB Group Indonesia Ride Adventure, seperti Om Jack XVenture dan Om Berlandio XVenture sebagai penggagas acara dengan didampingi Om Edi Blazer di tim medis dan Om Yudi di tim dokumentasi.



 

 Selain para Sahabat IRA dan juga panitia pelaksana, hadir juga di lokasi Om TB Irfan, pemilik A1AM Gear selaku salah satu sponsor acara, namun sayang Om Doni Vingky, pemilik Donimoto, yang juga ikut mensponsori acara ini tidak dapat ikut serta dikarenakan Beliau dan anaknya sedang sakit. Semoga cepat sembuh yah Om.

Setelah semua peserta hadir dan mengisi daftar kehadiran, dilakukan briefing terlebih dahulu oleh Om Jack tentang Coaching Clinic ini dan juga ada sedikit tips P3K dari Om Rendra yang hadir di lokasi namun tidak berhasil di rayu untuk ikut serta dalam perjalanan... hehehehe...



Tepat jam 10.00, kami bergerak dari lokasi tersebut menyusuri jalan menuju lokasi checkpoint pertama yaitu sebuah lapangan di daerah Pasir Mukti. Di sini kami belajar melewati rintangan kubangan lumpur dan basah, istilah kerennya Water Plane Balancing. Om Jack dan seluruh Tim Pelaksana acara dengan sangat detail memberikan pengetahuannya dan mengajarkan para peserta tips dan trik yang aman dalam melahap rintangan seperti ini. Alhasil dari sebelumnya banyak peserta yang terjatuh saat mencoba namun setelah diberikan tips dan trik sukses melibas rintangan tersebut. Sebagai pemberitahuan, walaupun terjatuh namun semua masih aman dan terkendali karena kesigapan dari para panitia. Lagipula, adventure tanpa ada yang jatuh terasa hambar... hehehehehe




Jam menunjukan pukul 11.00 dan kami bersiap menuju ke Saung Bagus di daerah Quiling - Jonggol untuk makan siang. Sepanjang perjalanan, kami disuguhkan pemandangan yang sangat luar biasa indahnya. Pada satu titik Om Jack berhenti dan mempersilahkan para peserta yang ingin foto-foto dan memang di tempat ini sangat luar biasa indahnya.




Lanjut dari lokasi tersebut, sekitar 1 jam kemudian kami beristirahat di sebuah warung sederhana dan ditempat tersebut kami masih terus disuguhi pemandangan yang sangat luar biasa indahnya. Jika saya lihat di peta warung ini terletak di sekitar Jalan Sukaharja, Ciherang pada koordinat -06.606475, 107.049858






Dari lokasi tersebut kami melanjutkan perjalanan dan tiba di Saung Bagus sekitar jam 13.30. Sesuai dengan namanya, di Saung Bagus kita disuguhkan makanan yang nikmat dan pemandangan yang indah. Sungguh sebuah perpaduan yang sangat cantik mengingat kami baru saja menyelesaikan setengah perjalanan yang menguras tenaga.







Setelah makan siang selesai, kami diberikan sebuah games yaitu melintasi jalan di sekitar Saung Bagus. Dikarenakan kontur jalan yang berbukit, maka dalam games ini kami mempraktekan teknik Body Positioning yang sebelumnya diajarkan oleh Team IRA... dan ternyata memang setelah dipraktekan dapat membantu kami dalam mengendalikan si kuda besi melahap lintasan dengan lebih cepat dan aman.

Selesai beristirahat dan makan siang di Saung Bagus, kami melanjutkan perjalanan menuju Cibodas untuk bermalam. Di jalur inilah kami benar-benar diberikan pengalaman yang tidak terlupakan. Jalur yang kami lewati berubah menjadi jalan berbatu dan cukup licin dikarenakan hujan yang mengguyur lokasi di pagi hari.







Di sini semua ilmu di tumpahkan oleh Om Jack dan Om Berlandio. Bagaimana secara aman kita melewati rintangan yang ada. Walaupun saya dan beberapa teman lain terjatuh, namun kami masih dapat tertawa dan mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian yang ada. Gelak tawa dan canda para Sahabat menjadi sebuah semangat tersendiri bagi saya dan teman-teman lain untuk terus berusaha melewati setiap tantangan dan rintangan yang ada.

Pada sekitar pukul 19.00 kami sudah mulai memasuki daerah yang banyak rumah penduduknya. Apalagi ditandai dengan adanya sebuah minimarket membuat saya agak bernafas sedikit lega... hahahaha...

Di daerah perkampungan tersebut kami harus mencari sebuah bengkel motor karena Om Apriyadi habis kampas kopling motornya. Ini pun menjadi pelajaran tersendiri bagaimana memainkan gas dan kopling yang benar saat melewati tanjakan curam dan berbatu.

Selesai motor Om Apriyadi diperbaiki, kembali ada kendala terjadi di motor peserta dimana tali gasnya putus. Untung ada Om Amink yang dengan sigap memperbaiki dengan cara yang cukup keren yaitu menggunakan benang dan lem power glue... Keren ini tipsnya :)

Akhirnya perjalanan dilanjutkan, memasuki daerah Cipanas, saya, Om Ori Wadjo, Om Novri, dan Om Suyut terpisah dari rombongan, tapi tak mengapa selama masih di Indonesia, hehehe... Jam 10.00 kami tiba di Cibodas dan bertemu dengan para peserta lain yang sudah tiba terlebih dahulu. Parkir motor, dirikan tenda, ngopi, ngobrol, dan kemudian kami tertidur lelap







Pagi hari sekitar jam 05.00 saya terbangun dan keluar dari tenda. Semua teman masih tertidur lelap, selesai sholat subuh lalu saya berjalan mengelilingi lokasi sekitar. Tidak terasa jam menunjukan pukul 06.00. Satu persatu teman IRA keluar dari tenda dan canda tawa serta perbincangan hangat mulai terjadi. Beberapa teman sudah lebih dahulu kembali ke rumah pada malam sebelumnya karena ada urusan pada hari Minggu-nya.

Setelah selesai sarapan, Om Jack mengajak kami berkumpul dan melakukan sharing serta evaluasi dari perjalanan kami kemarin. Om Amink dan Om Dharma membagi ilmu berkendaranya, serta Om Jack memberikan solusi bagi masalah-masalah berkendara yang sehari sebelumnya kami temui.

Acara dilanjutkan dengan games Slow Riding. Terkesan sederhana, namun di sini kami bisa mempraktekan teknik Body Positioning. Semua peserta terlihat antusias mengikuti games ini. Pemenang ditentukan dari waktu terlama yang didapat saat menempuh lintasan. Games ini dimenangkan oleh Om Gugum dengan waktu 25 detik.







Setelah Games acara dilanjutkan dengan pembagian doorprize dari para sponsor. Om Vincent selaku pemilik dari Contin yang juga merupakan salah satu sponsor ikut hadir di lokasi dan memberikan sebuah semangat tersendiri bagi para peserta.

Akhirnya sekitar jam 13.00, kami bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing. Membawa sebuah pengalaman yang berharga dan harapannya dapat membuat kami lebih siap dalam berkendara. 'Well prepared' kalo mengutip istilah dari Om Jack dan Om Amink :)

Terima kasih IRA, Om Jack, Om Berlandio, Om Edi Blazer, Om Yudi, Om Amink, Om Rendra, Om Dharma dan semua teman dan sahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu di sini. Pengalaman ini benar-benar menjadi sebuah pengalaman yang tidak terlupakan.

Sampai berjumpa di CC IRA 3... Semoga :)

Wednesday, April 16, 2014

Silaturahmi Caringin Tilu - Episode 2

--- Silahturahmi Caringin Tilu - Episode 1 ---

Pada akhir cerita sebelumnya saya sudah sampai di lokasi pada jam 12.50 dengan selamat dan disambut dengan salam hangat dari Mang Dedi.

Dengan didahului dengan senyuman ramahnya Beliau mengajak saya untuk duduk di salah satu saung yang ada di lokasi dan menanyakan bagaimana perjalanan saya menuju ke Bandung. Setelah cerita panjang lebar mengenai perjalanan saya lalu datang salah satu orang Pramusaji dan menanyakan apakah saya ingin memesan makan atau minum. Berhubung masih agak kenyang karena Sate Maranggih, saya putuskan untuk memesan secangkir kopi hangat.

Pembicaraan berlanjut mengenai lokasi yang sedang kami kunjungi. Dari Mang Dedi, yang ternyata tinggal tidak jauh dari Warung Caringin Tilu, hanya berkisar 1 km, saya diberitahu bahwa jika malam pemandangan dari lokasi sangatlah indah. Kota Bandung akan terlihat bagaikan lautan lampu ditambah dengan udara yang sangat sejuk, sudah pasti tempat ini menjadi salah satu lokasi yang direkomendasikan jika ingin mencari suatu suasana yang berbeda untuk sekedar bersantai ataupun 'mencoba lari' sejenak dari kepenatan akibat aktifitas sehari-hari.

Tidak terasa waktu berlalu dan satu persatu Sahabat Nusantaride yang tinggal di daerah Bandung dan sekitarnya mulai berdatangan seperti Om Doni, Om Angga, Om Yudha, Om Buyung serta Om Jaka, dan Om Riva beserta Istri yang datang dari Jakarta serta beberapa Sahabat lainnya.

Sekitar jam 14.00 Pakde Riza dan Mas Bimo tiba dilokasi. Perbicangan makin ramai dan penuh dengan gelak dan tawa. Suasana santai dan penuh keakraban sangat terasa. Makanan dan minuman hangat maupun dingin silih berganti datang ke meja di saung kami. Sayapun sempat memesan nasi goreng spesial Warung Caringin Tilu. Sungguh nikmat rasanya menyantap sepiring nasi goreng hangat ditemani gelak tawa Sahabat dan disuguhkan sebuah pemandangan dari atas Kota Bandung yang sangat indah.

Waktu beranjak semakin sore. Om Doni sudah tidak tampak di lokasi karena sudah pamit pulang lebih dulu karena tepat hari itu adalah hari jadi pernikahan Beliau. Saya mengucapkan selamat dan salut kepada Om Doni yang sempat-sempatnya mengunjungi lokasi hanya untuk bertatap muka dan bersendagurau walaupun hanya sesaat. Om Riva dan Om Jaka menyusul pamit sekitar jam 16.30 untuk menyicipi pemandangan dari Bukit Moko yang memang tidak jauh lagi dari lokasi.

Setelah Om Riva dan Om Jaka hilang dari pandangan, perbincangan berlanjut mengenai bagaimana menulis "Ride Report" yang baik. Pakde Riza dengan sabar membagi ilmu menulisnya dan kami di sana mendengarkan dengan sangat seksama. Hasil dari perbincangan ini terlihat beberapa hari setelahnya karena setelah sharing mengenai penulisan tersebut beberapa Sahabat Nusantaride sibuk membuat "Ride Report" termasuk saya :D.

Melirik jam di tangan ternyata sudah jam 17.00. Saya harus bersiap pulang karena memang tidak berencana untuk menginap di Bandung walaupun sleeping bag sudah masuk di dalam sidebox. Saya berdiri lalu mengucapkan maaf karena harus pamit terlebih dahulu. Sebelum saya sempat menyelesaikan kalimat saya, Pakde Riza berkata "Enggak boleh" dan langsung disambut gelak tawa dari para Sahabat Nusantaride. Sayapun tertawa namun tetap bersiap untuk pulang. Setelah mengenakan jacket dan membereskan barang-barang, saya bersalaman dengan semua yang ada di lokasi.

Tepat jam 17.20 saya mulai menyusuri jalan menurun dari Warung Caringin Tilu, menikmati hembusan angin saat melewati flyover Pasupati dan menyempatkan mampir ke salah satu gerai Prima Rasa di daerah Pasir Kaliki. Keluar dari gerai tersebut, terlihat cahaya sang mentari mulai memudar berganti malam.

Saya pelintir gas 'Black Magic' meninggalkan keindahan Kota Bandung di belakang.Kemacetan sedikit terasa di ruas Jalan Raya Caringin dan juga sebelum memasuki pasar di daerah Padalarang. Selepas dari pasar tersebut jalanan terasa bersahabat. Kemacetan justru terjadi pada arus jalan menuju Kota Bandung. Tikungan demi tikungan di daerah bukit kapur Padalarang saya lahap dan sepertinya sahabat perjalanan saya ini mengerti keinginan penunggangnya untuk 'menari' di ruas jalan ini.

Sedang asiknya menikmati tikungan demi tikungan, kelokan demi kelokan, saya merasakan ada yang aneh saat saya menekan tuas rem depan. Terasa seperti komsteer yang kurang kencang. Saya berpikir, "Ah... ini hanya komsteer-nya saja yang kurang kencang, nanti coba dicek saja saat isi bensin". Lepas dari daerah Padalarang saya memasuki Kota Cianjur dan motor langsung  saya arahkan ke arah Puncak. Sebelum memasuki Puncak saya menyempatkan diri untuk mengisi bahan bakar dan sekedar beristirahat sebentar sekaligus mengecek kondisi kendaraan saya.

Saya coba ayunkan beberapa kali shockbreaker depan namun tidak terlihat keganjilan. Saya coba berjongkok di depan motor dan cermati berkali-kali dan ternyata kampas rem depan yang bermasalah. Satu buah baut pengunci kampas rem ternyata hilang. "Waduh, masalah apa ini? Jangan ngambek dong sayang" ujar saya sambil mengusap kening (baca : fairing) 'Black Magic'.   

Setelah mencoba lihat kiri kanan dari POM tersebut dan ternyata tidak ada bengkel terlihat, akhirnya saya putuskan tetap melanjutkan perjalanan. Kondisi jalan lancar, namun setelah melewati Puncak Pass terlihat antrian kendaraan yang menuju ke arah Cisarua. Di sini baru terjadi sebuah kejadian yang cukup membuat saya deg-degan. Persis sebelum melewati pintu masuk Perkebunan Teh Gunung Mas terdengar bunyi "bletak" yang cukup keras dari arah depan motor saya disusul dengan hilangnya cengkraman rem di roda depan. Alhamdulillah respon saya cukup cepat menanggapi kejadian tersebut dan langsung mengurangi kecepatan dengan mengandalkan rem belakang. Dalam hari saya berucap "Pasti kampas rem depan yang tadi longgar akhirnya copot juga". Namun berkecamuk dalam pikiran saya bagaimana caranya kampas tersebut bisa copot karena ahrusnya ada satu baut lagi yang masih memegang? "Ah... ini gak apa-apa, masih ada rem belakang" ujar saya dalam hati. Tekad saya untuk melanjutkan perjalanan hampir harus saya bayar mahal saat tiba-tiba dari arah berlawanan ada bus yang berjalan agak ke kanan jadi posisinya agak memepet ke saya dan saya harus segera mengerem untuk dapat masuk di antara dua mobil di sebelah kiri saya. "Ciiiitttttttt..." bunyi berdecit dari ban belakang saya saat harus melawan gaya gravitasi dan momentum motor. Alhamdulillah saya masih dilindungi oleh Allah S.W.T dan tanpa pikir panjang saya meminggirkan motor saya dan berhenti sejenak di tempat aman untuk menenangkan diri. Hampir saja saya jadi perkedel karena kecerobohan saya yang menganggap enteng fungsi dari rem depan.

Berhenti sekitar 15 menit saya putuskan untuk melanjutkan perjalan menggunakan lajur kiri dan sambil mencari bengkel motor terdekat. Persis sebelum masuk Pasar Cisarua terlihat sebuah bengkel motor yang cukup kecil, terbuat dari papan-papan kayu yang sederhana dan saya putuskan untuk berhenti di bengkel tersebut. Ternyata walaupun kecil, bengkel tersebut memiliki persediaan sparepart motor yang cukup lengkap. Satu set kampas rem depan saya tebus hanya dengan 3 lembar uang 10 ribu. Setelah saya bayar, sang pemilik bengkel menanyakan apakah mau dipasangkan juga, saya jawab "Iya Pak, tolong pasangkan sekalian yah Pak" namun setelah beliau melihat motor saya dia menjadi ragu untuk membongkarnya dan berkata "Wah Pak, ini motor apa yah? Saya gak paham menggantinya. Apakah Bapak yakin kampas rem depannya sama dengan kampas rem yang Bapak beli?". Saya mencoba meyakinkan sang Bapak pemilik bengkel namun Beliau tetap bersikukuh takut salah kalau mencoba membongkarnya. Saya hanya bisa tersenyum dan mencoba memahami ketakutan Beliau dan berkata "Iya Pak, gapapa kok... biar saya saja yang bongkar". Setelah 15 menit berlalu rem depan saya dapat berfungsi dengan baik kembali. "Baik Pak, saya permisi... terima kasih yah Pak" ucap saya dan dibalas "Baik Pak, hati-hati di jalan". Saya layangkan senyuman dan Beliau membalasnya.

Saya tancap gas dan tanpa terasa saya sudah memasuki Kota Bogor dan di pertigaan Baranangsiang saya lihat jam sudah menunjukan pukul 22.30. Saya lanjutkan perjalanan saya meninggalkan Kota Bogor yang terlihat padat untuk arus yang menuju ke arah Puncak. Memasuki pasar Parung agak tersendat karena ternyata masih ada sisa-sisa kemacetan padahal jam sudah menunjukan jam 23.00 lewat.

Akhirnya sekitar jam 23.30 saya tiba di depan pagar rumah dengan selamat. Klakson 2 kali, tidak lama kemudian Istri saya keluar dengan senyumannya. "Alhamdulillah sampai juga" ucapnya. Buka pagar lalu masukan motor ke kandangnya, copot sidebox dan keluarkan isinya. Istri tersenyum senang karena cheese roll Prima Rasa kesukaannya tidak lupa saya belikan.

Duduk di teras rumah sambil membayangkan perjalanan yang hari ini saya lakukan. Senyum bersahabat dan sambutan hangat dari para Sahabat Nusantaride Bandung, indahnya Caringin Tilu walaupun saya tidak sempat menikmati saat malam, sedikit 'insiden' kampas rem depan yang menyadarkan saya akan banyak hal. Semua hal tersebut tidak akan saya lupakan. Saya harus ke Bandung lagi untuk mengulang semua kegembiraan yang saya alami. Semoga di kesempatan lain kali tersebut tidak terjadi lagi 'insiden' seperti yang saya alami ataupun 'insiden-insiden' lainnya.

Terima kasih yang sangat besar saya haturkan untuk Sahabat Nusantaride Bandung yang sudah menerima saya, Teman Admin lainnya, dan beberapa Sahabat Nusantaride Jakarta yang juga menyempatkan ikut hadir di Bandung. Terima kasih juga untuk Pakde Riza dan Mas Bimo yang udah mau bergabung untuk membagi ilmunya dalam hal penulisan 'Ride Report'  

Sampai bertemu Sahabat di kesempatan berikutnya.

--- Nusantaride... meet friends that we haven't meet yet ---

Tuesday, April 15, 2014

Silaturahmi Caringin Tilu - Episode 1

Berawal dari pembicaraan Admin Nusantaride untuk bersilaturahmi dengan Sahabat Nusantaride di  Bandung maka saya mempersiapkan diri dan juga tentunya si hitam manis Black Magic untuk dapat hadir di Bandung pada tanggal 12 April 2014 tepatnya di Warung Caringin Tilu. Untuk tempat berubah dari rencana sebelumnya di Warung Daweung Bukit Moko menjadi di Warung Caringin Tilu dikarenakan Om Bimo yang berangkat dari Jakarta dengan Pakde Riza menggunakan mobil... sebab denger-denger dari Sahabat Nusantaride Bandung untuk jalur mobil agak sedikit merepotkan kalo mau ke Warung Daweung Bukit Moko.... hehehe... nextnya saya harus sampe ke Warung Daweung :)

Well anyway... akhirnya tiba juga di hari Sabtu tanggal 12 April 2014. Rasa tidak sabar yang sudah memuncak dari 3 minggu sebelumnya akhirnya dapat terpuaskan juga. Tepat jam 04.00 alarm handphone berbunyi menandakan saya harus bergerak bangun dan bersiap-siap. Rasa kantuk yang sebelumnya ada langsung hilang berganti semangat menggebu-gebu.

Ambil handuk, langsung mandi... setelah selesai mandi lalu saya lanjut bersiap. Istri tercinta dan tercantik sejagad raya sudah bangun dan membantu saya untuk bersiap. Oh iya sebelumnya Istri ingin ikut serta dalam perjalan ini namun karena rencananya pada minggu depannya ingin ikut ke Event Kiluan maka sabtu ini Istri saya tidak jadi mengambil jatah liburnya. Lanjut Sholat Subuh lalu menuju garasi mengeluarkan Black Magic dari kandangnya dan memasang sidebox yang sudah diisi dengan barang-barang yang diperlukan di perjalanan.

 Jam di tangan sudah menunjukan 05.15... sepatu, sarung tangan dan jaket sudah dikenakan... saya siap berangkat. Setelah mengucapkan salam dan cium perpisahan dengan Istri, tepat jam 05.30 saya mulai memainkan gas Black Magic untuk menyusuri aspal sepanjang Pamulang - Bandung.

Perjalanan dari Pamulang hingga Bogor terasa sangat indah... apalagi saat melewati Pasar Parung yang biasanya macet kali ini sangat lancar karena masih pagi, hehehehe... Sepanjang jalan dari Pasar Parung menuju Kota Bogor juga nikmat dikarenakan masih pagi dan hari Sabtu pula, hehehehe...

Persis saat mau masuk ke kota Bogor tepatnya di pertigaan dekat dengan Taman Yasmin saya berencana belok ke kanan melewati Jalan Leuwiliang - Bogor saya menyadari bahwa lampu sign saya mati. Setelah belok kanan saya berhenti di pinggir jalan tepatnya di depan Dealer Mobil Toyota untuk melakukan pengecekan. Asumsi saya kalau sama sekali tidak hidup lampu signnya adalah ada masalah di flasher... dan ternyata benar bahwa flasher sign hanya kurang kencang saja... kencangkan colokan flasher ke kabel bodi, tes lampu sign ke kiri dan kanan... semua sip lalu saya melanjutkan perjalanan.

Melewati Jalan Leuwiliang - Bogor tanpa hambatan lalu mengisi bensin masih di jalan yang sama dilanjutkan belok ke kiri melewati Jalan Kapten Muslihat dilanjut ke Jalan H. Juanda melewati Kebun Raya Bogor dan melewati Jalan Surya Kencana yang terkenal dengan Soto Kuningnya. Tidak terasa saya sudah memasuki Tajur Bogor lurus terus menuju Ciawi. Sedikit tersendat di perempatan Bogor - Sukabumi dikarenakan bus dan angkot yang berhenti sembarangan. Sekitar jam 06.40 saya berhenti sebentar di depan ruko yang masih tutup persis di Pasar Cisarua untuk mengirim pesan BBM ke Istri mengabarkan posisi saya.

Dari Pasar Cisarua lanjut menikmati aspal jalur Puncak yang baru saja di guyur hujan, beruntung saat saya lewat hujan sudah berhenti. Masuk areal Puncak mulai dari depan Kawasan Agro Wisata Gunung Mas kabut yang cukup tebal lumayan menghalangi pandangan. Saya tetap melanjutkan perjalanan dengan mengurangi kecepatan karena selain kabut yang tebal juga jalanan yang masih basah karena hujan dapat membahayakan perjalanan saya. Selepas dari Puncak Pass Resor kabut mulai menipis namun tetap kewaspadaan berkendara tidak berkurang karena jalan mulai menurun dan masih agak basah sisa dari hujan yang turun sebelumnya.

Jam 07.30 saya sempatkan berhenti ke satu tempat yang bagi saya wajib untuk dikunjungi yaitu Sate Maranggih Pak Maskur. Kelezatannya sudah terbayang dari rumah sebelum berangkat... hahahaha... Setelah menikmati 10 tusuk sate ditambah 1 bungkus nasi dan teh hangat sepertinya sudah cukup untuk sarapan di pagi ini, hehehehe... 20 menit di lokasi tersebut dan saya melanjutkan perjalanan menuju Kota Bandung.

Melewati Kota Cianjur jalanan masih cukup lengang dan saya terus menyusuri jalanan menuju ke Padalarang. Saat menanjak di sekitar bukit kapur Padalarang agak terhambat dengan truk-truk pengangkut batu kapur yang keluar masuk di jalan-jalan menuju ke penambangan batu kapur dan juga di Pasar Padalarang menemui kemacetan. Setelah pertigaan Padalarang - Purwakarta kemacetan mulai cair dan akhirnya saya memasuki Kota Bandung pada jam 09.15 dan berhenti di Alfamart di Jalan Raya Caringin. Sambil menikmati sebotol Pocari saya meluruskan kaki dan beristirahat sejenak.


Setelah sekitar setengah jam beristirahat, saya lanjutkan perjalanan untuk masuk ke pusat Kota Bandung. Perjalanan mulai mengalami hambatan kemacetan ditambah dengan kondisi motor yang menggunakan sidebox mengharuskan saya lebih sabar. Jam 10.45 saya tiba di Park Hotel Bandung dengan tujuan menemui sahabat kecil saya yang bekerja di hotel tersebut sebagai F & B Manager. Beruntung saya dapat menemui dia dan mendapat sedikit cemilan jus alpukat dan makanan yang berjudul Bitter Ballen... bola kentang dengan kornet sapi di dalamnya dimakan dengan saus mayo.... nyammmmm... sangat nikmat... hehehehe... Makasih banyak yah Andreas atas jamuannya.



Jam 12.15 saya melanjutkan perjalanan ke tujuan akhir yaitu Warung Caringin Tilu. Cek group Whatsapp Nusantaride Bandung ternyata Mang Dedi sudah menuju ke lokasi. Setelah berpamitan dengan Andreas saya langsung tancap gas menuju TKP. Ternyata jalan menuju ke lokasi yaitu Jalan Padasuka tidak jauh dari Park Hotel Bandung. Melewati 2 lampu merah mulai dari depan Park Hotel Bandung saya belok kiri masuk ke Jalan Padasuka, lurus terus ke atas mengikuti jalanan menanjak dengan kemiringan yang lumayan... hehehehehe.

Alhamdulillah jam 12.50 saya tiba di Warung Caringin Tilu dan saya lihat Mang Dedi sudah ada di lokasi lengkap dengan senyum bersahabatnya.

Parkir motor, buka helm lalu disambut dengan salam hangat dari Mang Dedi.




--- Sampe sini dulu yah... Tunggu lanjutannya :D ---

Tuesday, March 18, 2014

Black Magic

Akhirnya mau coba untuk nge-blog lagi hehehe... cuma karena masih bingung mo ngapain jadinya mau share liputan si Black Magic aja deh yah oleh Om Jahe... heheheh... makasih yah Om... ciamik liputannya :)

Honda Tiger Revo Modifikasi 2

Adalah pria bernama Ade sang pemilik motor bergaya adventure ini, sesama penghuni forum Nusantaride Indonesia, basis motor yang dimiliki adalah sebuah Honda Tiger lansiran tahun 2000, motor yg diberi nama TigerStrada ini sebelum bergaya seperti sekarang juga sudah berdandan ala motor turing pada umumnya, dalam artian masih kelihatan wujud Tiger 2000-nya tidak seperti sekarang yang sudah berubah total, yang tersisa dari Tiger 2000 barangkali cuma rangka dan sedikit mesin aja, selebihnya sudah kena rombak, oh iya motor ini jg pernah diliput khusus oleh majalah Otomotif, tp sayang ketika sy cari di portal otomotifnet, belum ketemu link liputannya, mungkin kalau tau edisi keluarnya bisa dicari di app Wayang di android, biasanya kan e-book majalah gratis download kalau sudah lewat bulan keluarnya.

Modifikasi Honda Tiger

Untuk sampai pada wujud sekarang ini, tidak sekali jalan langsung jadi, ada ‘perjalanan spiritual’ :lol: tersendiri yg harus dilakoni sang macan tua agar wujudnya berubah menjadi motor petualang nan tangguh, tahap pertama perombakan motor ini adalah melepas bodi lama dan menggantinya dengan baju baru dari Honda New Tiger Revo, selanjutnya kaki-kaki diremajakan total dengan penggantian swing arm Supertrack yg gede bin keker hehe shockbreaker belakang ori pun kena gusur dengan shock aftermarket, untuk bagian depan shocbreaker menggunakan shockbreaker aftermarket upside down milik Yamahmud YZ 85, velg tak ketinggalan berganti dengan velg lebar MGV dengan ban depan 110/60-17 dan ban belakangnya 160/60-17, guede tenannnnn, seukuran sama ban Kawasaki ER-6n, tak lupa piringan rem cakram depan Honda Tiger ini diganti dengan merk PSM.
motor turing tidak lengkap kalau tanpa box, Honda Tiger ini menggunakan wingrack sebagai braket top box maupun sidebox, sekarang yang sering dipakai adalah sidebox Givi E45NJ, cmiiw, selain itu untuk mendukung keamanan saat blusukan ditambahkan pula mud guard/engine guard untuk melindungi mesin dari hantaman batu atau kerikil, frame slider, stang menggunakan milik Yamaha Byson, cmiiw, dengan penambahan beberapa aksesori seperti handguard, holder GPS/smartphone, tak lupa penambahan dua lampu led tembak sebagai alat bantu penerangan dimalam hari. *sip mantap no strobo sirene*

Tiger Strada 289

Yang paling bikin pangling adalah penggunaan bikini fairing-nya, Pulsar 220F, begitu pas, proporsional dan pantas, bagian ini sy rasa menyumbangkan presentase terbesar yang membuat macan ini tampak sangat berbeda, untuk mengurangi efek terpaan angin langsung dari depan ke tubuh pengendara, diatas half fairing P220 ini terpasang windshield custom buatan lokal.

Motor sudah keren, ga lucu kan kalau pas diajak jalan kedodoran mesinnya karena ngos-ngosan tidak kuat melaju karena bodi dan beratnya sudah melar, demi mengejar torsi karena si empunya hobi jalan jalan dan naik gunung membawa motor maka jantung Honda Tiger ini dibedah, mesin sudah kena sentuhan bore-up, tentunya sektor kelistrikan dan pasokan bensin sudah diupgrade pula, selain itu knalpot standar sudah berganti knalpot custom krn sudah tidak sanggup melayani mesin yang sudah membengkak kapasitasnya menjadi 289cc, ada hal menarik kalau dicermati foto mesin, GL289 ini sudah mengadopsi dual exhaust ya? seperti motor 2 silinder tp nyatanya silindernya tetap 1, hehe sy jg bingung, kapasitas mesin sudah besar penambahan oil cooler dilakukan biar mesin ga kena demam a.k.a overheat pas diajak berpetualang.

New Tiger 230

Menurut pengakuan sang pemilik, dari awal sampai sekarang modifikasi Honda Tiger bergaya adventure ini menghabiskan biaya yg tidak sedikit, sekitar 30jt sudah habis kalau ditotal dr awal sampai sekarang ngebangun motor ini.

Honda Tiger Revo Modifikasi

Superbbbb !

Link : http://remcakram.com/2014/03/13/modifikasi-honda-tiger-tigerstrada-289-gaya-adventure-masa-kini/