Tuesday, March 24, 2015

Sirene... Strobo... Seberapa pentingnyakah barang itu di motor kita?

Pagi ini saya tergelitik untuk bikin tulisan mengenai Sirene, atau biasa disebut TOA dikalangan bikers di Indonesia, dan juga Strobo setelah melihat postingan screen capture dari seorang sahabat, sebut saja inisialnya KAW






Screen capture ini asalnya dari sebuah Forum di FB Group. Yang membuat saya penasaran itu adalah bukan original post dari screen capture Om KAW tapi lebih kepada komen-komen didalamnya. Ada yang Pro dan ada yang Kontra.

Mari kita kulik lebih dalam mengenai Sirene dan Strobo ini.

Sirene adalah alat untuk membuat suara ribut. Sirene berfungsi untuk memperingati masyarakat akan bahaya suatu bencana alam dan digunakan untuk kendaraan layanan darurat seperti ambulan, polisi, dan pemadam kebakaran (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sirene)

Sedangkan Strobo sendiri adalah sebenarnya istilah yang umum digunakan didalam dunia fotografi, pengertiannya adalah teknik pencahayaan yang menggunakan flash/blitz (sumber : http://www.fotografer.net/forum/view.php?id=21302). Kalau saya asumsikan sebenarnya adalah Strobo yang dimaksud dalam dunia otomotif adalah Lampu Hazard yang menggunakan Strobe Light bukan menggunakan bohlam biasa. CMIIW.

Kedua barang mulai menjadi trend sekitar tahun 2008, dimana mulai bermunculan klub atau komunitas bermotor. Klub dan komunitas ini sendiri memiliki banyak anggota dan suka mengadakan touring yang pesertanya bisa mencapai puluhan orang. Kedua alat ini, Sirene dan Strobo digunakan untuk memudahkan rombongan berjalan beriringan dengan maksud meminta jalan kepada pengguna jalan lain.

Fenomena ini sendiri pada akhirnya bukan membuat lalu lintas menjad teratur namun malah menjadi sumber arogansi para pemotor terhadap pengguna jalan lainnya. Kemungkinan besar hal inilah yang kemudian menjadi pemicu diterbitkannya UU Lalu Lintas No. 22 tahun 2009, yang bunyinya sebagai berikut :


Pasal 59 UU NO.22 TAHUN 2009

(1)   Untuk kepentingan tertentu, Kendaraan Bermotor dapat dilengkapi dengan lampu isyarat dan/atau sirene.
(2)   Lampu isyarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas warna:
a.  merah;
b.  biru; dan
c.  kuning.
(3)   Lampu isyarat warna merah atau biru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b serta sirene sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai tanda Kendaraan Bermotor yang memiliki hak utama.
(4)  Lampu isyarat warna kuning sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c berfungsi sebagai tanda peringatan kepada Pengguna Jalan lain.
(5)   Penggunaan lampu isyarat dan sirene sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sebagai berikut:
a.  lampu isyarat warna biru dan sirene digunakan untuk Kendaraan Bermotor petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia;
b.  lampu isyarat warna merah dan sirene digunakan untuk Kendaraan Bermotor tahanan, pengawalan Tentara Nasional Indonesia, pemadam kebakaran, ambulans, palang merah, rescue, dan jenazah; dan
c.  lampu isyarat warna kuning tanpa sirene digunakan untuk Kendaraan Bermotor patroli jalan tol, pengawasan sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, perawatan dan pembersihan fasilitas umum, menderek Kendaraan, dan angkutan barang khusus.

KETENTUAN PIDANA

Pasal 287 ayat (4) : Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang melanggar ketentuan mengenai penggunaan atau hak utama bagi Kendaraan Bermotor yang menggunakan alat peringatan dengan bunyi dan sinar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Pasal 106 ayat (4) huruf f, atau Pasal 134 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

(Sumber : Dirlantas Polri)

Dalam pasal tersebut jelas disebutkan bahwa yang berhak menggunakan Sirene dan Strobo adalah kendaraan-kendaraan yang memiliki fungsi dan izin khusus, jika kemudian kendaraan sipil tanpa izin dan hak khusus menggunakannya maka dapat dijerat dengan Hukum Pidana.

Selain itu, penggunaan kedua alat ini sangat mungkin memicu arogansi dari penggunanya. Kita tidak bisa tutup mata bahwa banyak sekali kasus kekerasan yang melibatkan klub atau komunitas bermotor dengan kendaraan sipil lainnya hanya gara-gara sepele... Si Pengguna Sirene dan Strobo minta diistimewakan? Ini jelas tidak benar, karena selain penggunaan dua alat tersebut sudah salah juga karena si Pengguna dan Pengendara lain adalah sama-sama warga sipil yang sama-sama memiliki hak yang sama terhadap penggunaan jalan.


Nah... sudah jelaskan tatacara dan aturan penggunaan Sirene dan Strobo? Jadi mari kita tertib berlalulintas sesuai undang-undang yang berlaku. Stop penggunaan Sirene dan Strobo di kendaraan sipil dan mari saling menghargai sesama pengguna jalan. Tidak ada lagi alasan-alasan penggunaan Sirene dan Strobo di kendaraan sipil sebagai pembenaran terhadap pelanggaran UU Lantas di atas.

Sayapun dulu salah satu pengguna Sirene di motor pada tahun 2008, tapi hanya berjalan sekitar 6 bulan karena saya tidak melihat manfaat terhadap barang tersebut di motor saya.

Saat ini dengan Black Magic, saya bisa menjelajah tanpa bantuan Sirene dan Strobo, bahkan lebih seringnya berjalan hanya sendiri atau berdua dengan Istri. Menikmati Indonesia tanpa raungan Sirene dan kilatan lampu Strobo.

Main di gunung... BISA





Jadi Traktor... main di tanah... HAYO


Menuju ke pantai... GAK MASALAH



Semua bisa saya lakukan tanpa Sirene dan Strobo

Salam jelajah... Cheers... :)

Sunday, March 1, 2015

Night Ride... Why Not?






Gaung Nusantaride National Rally sudah terdengar dari awal Januari 2015. Event Nasional Tahunan dari Forum Nusantaride ini adalah event puncak yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya oleh lebih dari 11.000 penggiatnya. Tahun ini lokasi akan mengambil tempat di daerah Pangalengan, Bandung, Jawa Barat pada tanggal 20 - 21 Februari 2015.

Pangalengan sendiri dikenal sebagai sentra penghasil susu dan teh yang terkenal di Jawa Barat. Berada di ketinggian 900 - 1800 dpl (diatas permukaan laut) menjadikan lokasi ini salah satu lokasi terdingin di Jawa Barat. Di Pangalengan sendiri selain Kebun Teh Malabar yang akan menjadi tujuan Nusataride National Rally juga dikelilingi oleh berbagai macam objek wisata lain seperti Situ Cileunca, Situ Cisanti, Pemandian Air Panas Cibolang, Rumah Boscha dan beberapa objek wisata lainnya menjadikan lokasi ini pilihan tepat bagi Forum Nusantaride untuk mengadakan event akbarnya tahun ini.

Mulai hari Rabu tanggal 18 Februari 2015 sudah terlihat kegiatan dari Teman-teman Panitia Nusantaride National Rally Pangalengan (NNRP) yang mulai mempersiapkan lokasi acara. Saya sendiri rencananya akan berangkat pada hari Kamis 19 Februari 2015 setelah sholat Subuh, namun rencana saya ini terancam gagal karena ada urusan keluarga yang harus saya urus dan sifatnya sangatlah urgent. Tidak ada kata lain bahwa saya harus mengurus urusan saya ini terlebih dahulu, jikapun pada akhirnya nanti saya tidak dapat menghadiri event ini buat saya tidak mengapa walaupun dalam hati terbersit rasa menyesal. 

Singkat kata, urusan saya dapat terselesaikan sekitar jam 19.00 dan saya langsung mempersiapkan diri untuk berangkat ke lokasi. Informasi tentang sedang maraknya begal motor tidak menyurutkan niat saya untuk berangkat malam ini walaupun sendiri, jangan biarkan teror mengurung kita dan serahkan perlindungan perjalanan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, itu pedoman saya. Setelah packing barang dan perlengkapan camping saya siap berangkat sekitar pukul 21.00

Satu hal yang menjadi momok dalam berkendara malam hari adalah rasa lelah dan rasa kantuk yang dapat menurunkan konsentrasi berkendara. Sebuah artikel yang pernah saya baca di http://www.proman5jam.com membuat saya cukup yakin dalam setiap perjalanan malam saya. Sendiri bukan berarti tak berenergi.




Akhirnya sekitar pukul 21.00 saya mulai menyusuri jalanan Pamulang menuju ke Bogor. Jalanan terlihat memang relatif lebih sepi dari biasanya. Udara dingin setelah hujan mengguyur sore hari terasa segar. Sebotol minuman energi yang biasa saya konsumsi menemani perjalanan saya malam ini. Tidak terasa bergulirnya roda motor saya membawa saya memasuki daerah Ciawi sekitar pukul 22.30. Saya sempatkan berhenti di pinggir jalan untuk meneguk Proman menambah energi saya dan secara instan saya bisa merasakan khasiatnya. Badan saya pun terasa segar kembali. Saya lihat handphone dan mengabarkan lokasi saya ke Istri saya di rumah melalui messenger, setelah itu saya lanjutkan perjalanan kembali.




Memasuki Puncak saya disambut kabut tebal. Konsentrasi mutlak diperlukan dalam kondisi seperti ini. Tidak ada toleransi dalam konsentrasi berkendara menggunakan roda dua khususnya dalam kondisi seperti ini. Kondisi badan yang segar mutlak adanya. Kelok demi kelok di daerah Puncak saya lalui dengan lancar. Arus lalulintaspun terlihat cukup lengang. Selepas Cianjur memasuki Pasar Ciranjang ada razia kendaraan bermotor. Dengan santai saya melewatinya sambil melempar senyuman, alhamdulillah saya tidak terhambat dengan adanya razia ini. Setelah Pasar Ciranjang saya menyempatkan berhenti untuk mengabarkan kepada Teman-teman lain akan hal ini melalui FB Group Nusantaride.




Sekitar pukul 01.00 saya memasuki daerah Batujajar. Saya berhenti di sebuah Pom Bensin di lokasi tersebut dan mencoba menanyakan ke petugas di sana kondisi jalan yang akan saya lalui di malam hari. Mereka menyarankan agar saya tidak memaksakan diri melewati jalur yang sudah saya rencanakan karena rute tersebut terkenal cukup rawan.

Waduh... sepertinya saya harus bermalam di Pom ini hingga subuh nanti. Baiklah... saya akan coba untuk beristirahat sejenak disini.




Saya usahakan untuk tidur namun energi penuh dan adrenaline yang mengalir saat ini menyulitkan saya untuk memejamkan mata ini. Jam 02.00 saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Di rute ini saya harus bisa berkonsentrasi penuh dan waspada akan segala hal yang mungkin terjadi. Saya habiskan tegukan terakhir minuman energi Proman yang saya bawa dari rumah dan kemudian segera saya kendarai Black Magic, nama panggilan kesayangan untuk motor saya, dan kembali menyusuri jalur Batujajar - Soreang - Banjaran - Pangalengan setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih kepada petugas Pom setempat.

Jalur yang saya lewati memang ternyata amatlah sepi. Hanya sesekali berpapasan mobil dan motor dari jalur berlawanan. Sesekali mata melihat ke arah spion untuk melihat apakah ada sesuatu yang ganjil di belakang. Alhamdulillah sepanjang perjalanan ini tidak ada kejadian yang saya khawatirkan. Semua berjalan lancar dan tanpa hambatan. Akhirnya sekitar jam 05.00 saya tiba di daerah Pangalengan disambut hujan dengan intesitas sedang. Hal ini tidak menyurutkan semangat saya untuk segera tiba di lokasi. Kira-kira jam 05.30 akhirnya saya tiba di lokasi acara NNRP dengan selamat tanpa kurang suatu apapun juga.




Kedatangan saya disambut oleh beberapa Sahabat Nusantaride yang masih terjaga. Tawa dan canda khas Nusantaride terdengar akrab di telinga. Kondisi saya yang belum sempat tidur malam ini namun masih dalam kondisi segar membuktikan bahwa energi positif yang diberikan Teman-teman dapat menghilangkan rasa kantuk saya dan juga slogan "Energi 5 Jam" yang pernah saya dengar dari minuman energi Proman bukanlah hisapan jempol belaka.

Sudah berkali-kali saya melakukan perjalanan malam, baik sendiri maupun dengan beberapa teman, tentunya dengan persiapan matang sedikit energi booster menjadi suatu hal yang sangat patut untuk dipertimbangkan.

Terima kasih teman sudah membaca sharing saya ini, terima kasih Proman... Night Ride... Why Not?

Berikut beberapa foto keceriaan di lokasi




                                          Photo Credit : Tanpo Aran

                                          Photo Credit : Team Redaksi Nusantaride









Ride Report lengkap akan saya tuliskan dalam post berikutnya. Sampai berjumpa di NNR berikutnya.